Kamis, 14 November 2013

Use it or lost it




“Masih bingung menentukan arah karir anda?” Kalimat inilah yang mengawali sebuah test psikologi yang saya peroleh dari email seorang kawan bertahun yang lalu. Tahun dimana idealisme dan passion masih yang utama, dilandasi jiwa muda, faktor fresh grad, dan pikiran yang sedikit naïf.  Sangat jelas diingatan, terlepas dari latar belakang pendidikan saya yang natural science itu, hasil dari test tersebut menyatakan bahwa:
“Bila terkaitan dengan urusan merancang dan membuat konsep gagasan dalam pikiran, Anda ahlinya. Kemampuan otak kanan Anda memang lebih dominan ketimbang otak kiri. Karenanya, karier yang ideal bagi Anda sebaiknya adalah yang berhubungan erat dengan kegiatan kreatif. Misalnya penulis, fotografer, penyanyi, desainer interior, atau perancang busana. Jika berhasil menemukan profesi yang benar-benar Anda sukai, dijamin antusiasme Anda akan meluap-luap dan ide-ide brilian akan meluncur dahsyat.”
Sebuah alinea yang membangkitkan semangat. Saya sepenuhnya setuju dengan pendapat ini, didukung beberapa test psikologis lain yang memberikan hasil yang serupa. Dimasa itu gagasan dalam berbagai rupa tumpah ruah dari kepala Saya, Saya yang sedari kecil gemar corat-coret, dan menghabiskan setiap tepian dari lembaran textbook dengan bentuk-bentuk sketsa mungkin sudah memilih jurusan design grafis kalau saja ketidaktahuan dan nasib yang tengah bersekongkol tidak menuntun saya untuk menjalani setapak yang lebih berlandaskan logika dan perhitungan matematis.
Sore tadi saya temukan lagi file test psikologis ini dalam sebuah folder using. Sebelas tahun berlalu melewati tiga jenis profesi berbeda, tujuh tahun terakhir dijalani dengan posisi dan rutinitas yang sama ternyata telah membentuk Saya menjadi pribadi yang baru, profesi yang Saya jalani selama ini telah memahat Saya menjadi manusia yang berbeda. Hasilnya, Saya yang sekarang adalah:
“Anda adalah orang yang teliti dan memiliki tangan terampil dalam menangani  berbagai hal. Karenanya, profesi yang Anda pilih sebaiknya adalah jenis pekerjaan yang mampu mengekspos keahlian Anda tersebut. Entah sebagai seorang chef, terapis di salon, mekanik, atau petugas dokumentasi di perpustakaan. Keahlian mengorganisasi, memperbaiki serta membuat suatu hal berjalan dengan semestinya, merupakan sejumlah kelebihan yang patut Anda jadikan andalan. “

Use it or lost it, tak peduli itu pengetahuan yang tersimpan baik di sel abu-abu otak ini atau otot-otot yang melekat di belulang, bahkan talenta yang terbawa secara genetis di pilinan DNA. Semuanya akan menjadi tumpul, melemah atau bahkan hilang jika mereka tidak pernah digunakan.
Waktu mampu mengubah segalanya, tak peduli itu baja yang keras, karang yang kokoh, atau bahkan kepribadian yang teguh, dia mengikis dengan sabar seperti air pada bebatuan, lalu tanpa sadar kitapun telah menjadi orang yang berbeda.
Berpikirlah, belajar, perluas wawasan, temukan hal baru, gerakan otot-otot itu, berolahraga, dan asah terus bakat yang kita miliki, jangan biarkan mereka menyusut lalu hilang.

Kamis, 24 Oktober 2013

Sebentang pantai di tepian anyer




Sebuah botol bekas kemasan minuman bervitamin dosis tinggi dengan tutup terpasang terserak begitu saja di sebentang pantai di tepian Anyer, niat iseng semula akan saya isi botol itu dengan secarik kertas  berpesan dan saya lempar kelaut agar menjadi sebuah pesan dalam botol bagi yang menemukannya kelak, tapi ternyata tutup terpasang dengan sangat erat. Saya pun menyerah dalam usaha saya membukanya lalu dengan tanpa rasa tanggung jawab terhadap lingkungan saya lempar begitu saja botol itu kelaut. Saya kembali berjalan menyusuri tepian pantai hingga mata saya tertumbu pada cahaya matahari yang terpantul dari sebuah objek yang terseret ombak, ternyata sinar terpantul oleh dinding kaca sebuah botol, botol yang sama dengan yang saya lempar beberapa saat sebelumnya sekitar 20 meter dibelakang tempat saya berdiri sekarang. Sepertinya ombak telah mengantarnya kembali kehadapan saya. Saya pungut botol itu, lalu saya timang timang sebentar, setelah mengambil ancang ancang beberapa meter, saya lempar kembali botol itu dengan sekuat tenaga kearah laut.

Hal yang sama kembali terjadi, setelah sekitar duapuluh meter sampai tigapuluh meter saya melanjutkan berjalan botol itu kembali menghampiri saya. Sampai gusar, mungkin sekitar empat atau lima kali kejadian ini berulang, hingga saat dimana setelah sekian lama saya berjalan saya tidak melihat botol itu lagi. Saya menoleh kebelakang, mungkin dia kembali ke tempat yang saya sudah lewati, mata saya menyapu tepian pantai tapi botol itu tidak  nampak jua. Saya menatap ombak yang susul menyusul, berharap botol yang hilang itu turut serta bersama mereka, tapi dia tidak pernah datang.

Sesungguhnya lucu bahwa sesaat saya menginginkan botol itu hilang tapi ketika hal itu benar-benar terjadi justru yang saya inginkan adalah bahwa botol itu kembali., atau sebenarnya saya tidak benar-benar tahu apa yang saya inginkan. Saya jadi teringat sebuah buku saku hadiah dari makanan ringan yang saya baca beberapa jam sebelumnya, pengusaha  makanan ringan itu, yang sekarang telah menjadi billioner diusia 28 tahun berkata, “Saya beruntung karena saya tahu apa yang saya inginkan,dan saya menyukai hal itu.”  Sebuah kalimat yang menggiring saya pada gambar-gambar dari masa lalu, saat memilih extrakulikuler di SMA, saat selembar formulir pendaftaran perguruan tinggi di genggaman saya, saat saya memutuskan memilih jurusan, saat saya memilih dan menerima sebuah tawaran pekerjaan. Seringkali saya tidak benar-benar tahu apa yang sebenarnya saya inginkan, dan kini saya berdiri termenung di tepi pantai memandang lautan dan disuatu tempat, mengapung bersama alun,  botol itu tertawa atas semua kebimbangan saya.

Senin, 30 September 2013

Terapi Infused water



July 2013 tercatat sebagai  bulan dimana saya memiliki bobot terberat selama hidup saya, 96kg, belum menembus batas psikologis saya dikisaran 100kg tapi cukup untuk memasukan saya kedalam kelompok mahluk obesitas. Hasil general medical checkup di tujuh tahun terakhir memang selalu memberikan hasil yang cukup memprihatinkan. Kolesterol, purin dan trigliserida yang diatas rata-rata, belum lagi kadar SGOT dan Gamma  GT yang selalu jauh melebihi  batas maksimal. Keluhan lain ikut meramaikan seperti sering kesemutan, sakit pinggang, sakit kepala dan darah tinggi. Dari serentetan saran dokter, yang selalu berulang diingatkan adalah untuk menurunkan berat badan. Saya sepenuhnya sadar akan hal ini, obesitas adalah pintu masuk untuk berbagai penyakit, masalahnya ditujuh tahun terakhir ini, saya tidak pernah  memiliki cukup determinasi  untuk menurunkan berat badan. Hingga tiba saat dimana saya diharuskan menjalani USG untuk melihat kondisi hati saya. Ditemukan bahwa kadar SGOT dan Gamma GT yang tidak normal itu disebabkan oleh hati saya yang mengalami pelemakan, diketahui pula ketebalan lemak dibawah lapisan kulit perut saya mencapai 3.5cm. Saran dari dokter spesialis penyakit dalam adalah sama, menurunkan berat badan. 

Momentum kejadian diatas saya jadikan sebagai awal untuk memulai sebuah misi baru, untuk masa depan saya dan keluarga, saya harus sehat, saya harus mampu menurunkan berat badan. Dukungan diperoleh dari orang-orang di sekitar saya termasuk ibu mertua saya. Salah satu tips nya adalah untuk minum air rendaman satu malam dari irisan jeruk lemon, mentimun dan daun mint, karena tips yang diberikan berupa satu paket dengan bahan yang dibutuhkan, maka terapi ini mulai berjalan. Lama kemudian, dari seorang kawan saya baru tahu bahwa yang saya buat adalah infused water yang tengah ramai dibicarakan di dunia maya sebagai minuman kesehatan yang diklaim juga dapat membantu menurunkan berat badan dan sebagai fungsi detoxifikasi (tergantung jenis bahan yang digunakan). Hasil browsing memberikan informasi bahwa bahan yang digunakan untuk membuat infused water bisa bermacam-macam dan dimodifikasi secara feksibel, mulai dari buah-buahan seperti  melon, semangka, nenas, raspberry, timun, juga dari kelas daun daunan seperti mint, sarparila, serai dan beberapa jenis daun yang tumbuh di eropa yang saya tidak ingat namanya. Bisa juga ditambahkan madu atau soda untuk menambah cita rasa.

Infused water ini saya kombinasikan dengan pola diet campuran, saya ikuti metode 6 kali makan dalam satu hari dengan jumlah kalori terkontrol, hibernating diet yang menggunakan madu satu jam sebelum tidur, menambahkan teh hijau kedalam jadual harian saya, olahraga aerobic, kardio yang kadang diselingi latihan beban ringan, bahkan akhir-akhir ini saya coba metode diet OCD yang dipopulerkan mentalis Indonesia itu. Entah mana yang paling efektif dari sekian usaha saya, tapi yang pasti berat badan saya perlahan tapi konsisten terus turun dan sudah memasuki level over weight. Saya sudah bisa melepaskan diri dari obesitas, begitu pula keluhan sakit pinggang, sakit kepala dan darah tinggi mulai pergi. Jalan masih panjang, pekerjaan rumah masih banyak, masih jauh dari yang namanya berat ideal, tapi saya yakin saya berada di trek yang benar dan saya optimis suatu saat nanti saya mampu mencapai berat ideal yang sehat.

Selasa, 23 Juli 2013

SACKED



Roberto Mancini dipecat oleh Manchester City setelah menjadi manajer selama tiga setengah tahun. Roberto Mancini gagal mempertahankan juara Liga Primer dan kalah di final Piala FA 2013.
Pernyataan Manchester City menyebutkan dia gagal mencapai satu pun sasaran klub, kecuali lolos ke Liga Champions musim mendatang. Padahal bulan Juli tahun lalu, City baru saja memperpanjang kontrak Mancini yang baru untuk lima tahun.
Manajer asal Italia yang berusia 48 tahun ini menggantikan Mark Hughes yang dipecat pada Desember 2009. Di bawah kepemimpinannya, City meraih juara Liga Primer 2012, yang pertama dalam waktu 44 tahun belakangan.
Perkara pecat memecat memang sudah biasa di dunia persepakbolaan, ada sekian alasan untuk pemecatan tersebut, ada pro dan kontra. Tak luput manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson mengkritik putusan manajemen Manchester City ini. Pertanyaannya, siapa yang paling bertanggungjawab dan layak dipecat jika target yang sudah ditetapkan luput dari genggaman?
Mungkin Joe Hart selaku keeper pernah melakukan kesalahan sehingga gawang yang menjadi tanggung jawabnya untuk dijaga terjebol, atau bariasan pertahanan yang dipimpin  Kompany bisa tertembus penyerang lawan, bisa juga Aguero atau Dzeko yang bertugas mencetak skor gagal melakukan eksekusi. Semua lini memiliki peran dalam kegagalan The Citizen, tapi itu bukan alasan untuk mereka dipecat. Mungkin ada kekalahan-kekalahan kecil di berbagai pertempuran, tapi kemenangan ditentukan oleh keseluruhan peperangan. “We may lost the battle but we must win the war,” itu istilah yang biasa dipakai para bule.
Setiap anggota squad Manchester City memiliki tanggungjawab yang diemban dan konsekuensi yang harus ditanggung bila gagal, tentunya sesuai dengan kapasitasnya. Mungkin di bangku cadangkan, mungkin tidak masuk lineup, atau bahkan dijual, dan itu wewenang Mancini. Namun hasil akhir adalah tanggungjawab Mancini sebagai manager, target yang luput dan konsekuensi pemecatan harus diterimanya, ia sadar akan hal itu dan legowo menerimanya.
Sejak awal sebenarnya tulisan ini tidak bermaksud membicarakan sepakbola, tapi tentang tanggungjawab, dan konsekuensi. Beberapa hari yang lalu saya mendapat berita yang tidak mengenakan secara bertubi-tubi dari rekan yang ada di head office (sementara saya sedang bertugas di papua). Kabarnya perusahaan sedang mengalami goncangan, satu devisi sudah gulung tikar, satu devisi lain menunggu sakartul maut dan total kerugian perusahaan tahun ini mancapai 2M, angka yang cukup fantastis untuk kalangan kuli bergaji UMR seperti saya. Efek goncangan ini mulai merembet kemana mana, devisi saya melakukan pengetatan (yang menyesakan) secara besar-besaran, beberapa tenaga administrasi direlokasi dan apesnya ada beberapa sumberdaya manusia terpaksa terkena pemutusan hubungan kerja. Dramatis sekali, dibulan puasa ini, sementara yang lain sedang sibuk untuk merayakan lebaran, mereka harus kehilangan sumber penghasilan utama mereka, yang menjadi ironis adalah posisi mereka hanyalah office boy dan supir.
Tidak seperti Joe Hart yang bertugas menjaga gawang atau Aguero yang mencetak skor, tugas mereka sebatas bersih-bersih dan membawa mobil. Kita semua bisa memperkirakan seberapa besar tanggungjawab di level mereka, tapi untuk konsekuensi pemecatan atas kerugian 2M? tidak atas dasar pengetatan, tidak pula alasan perusahaan yang goncang.  Tidak seharusnya mereka menanggung itu semua, bahkan tidak untuk kami yang berada di posisi ujung tombak perusahaan yang langsung berhadapan dengan klien. Ini bukan perkara satu-dua order lapangan, apalagi kesalahan mencuci gelas kotor di pantry. Ini bukan tentang pertempuran-pertempuran kecil. Ini tentang hasil akhir sebuah peperangan, dan sepatutnyalah orang yang memiliki target dan strategi  atas pendapatan perusahan yang bertanggungjawab dan menanggung konsekuensinya.  Jajaran managemen harus lebih mawas diri, memandang sebuah peristiwa dengan jiwa besar dan bertanggung jawab menerima kekalahan dan konsekuensinya dengan legowo.

Perihal bola dikutip dari www. bbc.co.uk

Selasa, 12 Maret 2013

Mood



Saya sudah tidak ingat lagi kapan terakhir menulis untuk blog ini. Mungkin karena perhatian saya yang teralihkan pada blog-blog lain yang saya buat dengan tema yang berbeda, atau mungkin karena rutinitas yang berulang selama tujuh tahun saya jalani dalam profesi ini membuat setiap perjalanana yang semula terasa unik dan berkesan perlahan berubah menjadi sesuat yang datar, hambar tanpa makna.

Sore ini, di sebuah storage tanker offshore di tenggara Sumatra, iseng menunggu waktu crewchange yang baru tiba dua hari lagi, saya membuka folder-folder lama. Saya dapati sebuah folder usang bernama sama dengan judul blog ini, berisi dua puluh empat file word berisi draft tulisan yang semula akan saya dedikasikan untuk mengisi blog ini. Duapuluh empat ide yang tak pernah tuntas. Anak-anak pikiran saya yang gagal terlahir. Saya buka satu persatu file itu untuk coba menyelesaikan pekerjaan yang saya mulai, ternyata sulit sekali, sangat berbeda dengan jika kita langsung menulis ide saat pertama kali mereka muncul dan berlarian dalam kepala kita. Bahkan ada banyak file yang saya sama sekali lupa apa inti yang akan saya tulis dari draft itu. Situasi yang benar-benar membuat frustasi.

Benar apa yang dikatakan Yoris Sebastian dalam bukunya  ‘101 Creative Notes’, “Don’t fight your body, fight your felling.” Satu hari sebelumnya, pekerjaan saya membuat saya terjaga dua malam berturut-turut, setelah itu saya tewas terkapar seharian. Tubuh memiliki batas fisik yang harus kita fahami. Hati (liver) bekerja saat kita tidur, otak butuh istirahat, mata butuh terpejam, dan otot-otot harus mengendur. Jantung yang berada dalam tumbuh tambun penuh lemak ini hanya bisa berdenyut 192 kali setiap menitnya, tidak lebih. Jika saya paksakan beraktivitas maximum terus menerus maka akibatnya bisa sangat fatal. Tapi pikiran berbeda, mood bisa kita kendalikan, ide bisa berkembang tanpa batas, bahkan melampaui zaman. Ide tetap hidup saat sang pemikir sudah mati. Sedari awal seharusnya saya melawan mood saya yang angin-anginan itu, mengendalikan sepenuhnya perasaan. Jika rasa malas itu dulu saya lawan mungkin ide-ide dalam dua puluh empat draf tulisan yang saya temukan itu tidak akan mati suri untuk waktu yang begitu lama dan sekarang harus tertidur kembali, entah sampai kapan.

tukang nenteng kaleng